Baca juga di
http://rievanzzzz.wordpress.com/2013/05/01/dawai-pagi-satu-mei/
Cepatlah besar matahariku
Bersinarlah pada selipan pelupuk mataku,
pelupuk mata orang-orang yang lalu lalang
menelanjangi waktu satu persatu
detik per detik
lelehan embun tetaplah menuliskan nasib pagi
yang berbaur-baur menjadi fatamorgana
atau fenomena
seperti halo yang lama
tak ku jumpa
aduh, jerit sakit masih terus melulung
hingga kemarin senja
entah hari ini mungkin tak
atas nama kehidupan yang kalau
Sudah. Aku ketinggalan bus.
Harus bergegas mangkat lewat jalan surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar