Rabu, 13 November 2013

Untitled

"Kayaknya, kalau aku terlalu sibuk. kita gak pernah baikan, ya. kamu suka ngerengek gak jelas, gitu.
Wajar sih kamu marah, kalau aku sibuk tanpa bilang dulu. tapi setidaknya aku bisa luangin waktu sebentar cuma buat ngabarin, bukannya waktu yang udah diluangin dijadiin waktu buat marahan. Dan marahnya jangan lama-lama, kalau aku hubungin kamu, marahnya direda. dicuekin tau rasa."

Rabu, 30 Oktober 2013

POTRET

     Di sebuah ruangan kosong, kini kamu tak lagi sendiri. Ada gembira yang begitu tampak. Dan aku, sepasang mata menatap dua sungging senyuman tanpa beban. Barangkali begitu bahagianya ketika telah menemukan pelabuhan. Barangkali begini rasanya ketika menemukan ruangan kosong yang telah berpenghuni. Aku menyaksikan penghuni itu berbicara tentang raut bahagia dan rekaman peristiwa yang mungkin sulit terlupa. Sedangkan disini aku meratap penuh arti, mengakari rasa yang sulit ku akhiri, sambil menimang-nimang angan bahwa masih tersedia sebuah kemungkinan.
     Melihat senyummu, berulang-ulang kekagumanku datang. Berulang-ulang pandanganku tak pernah mau pulang. Berhenti disitu saja. Mengintaimu, mengingatmu, mengikat pandangku dan berulang-ulang mencintaimu. Pada pandangan yang sama, berulang-ulang aku patah hati. Berulang-ulang aku cemburu melihat kebersamaan kalian. Berulang-ulang rasa sakit itu tersembul.
     Ini pilihan sulit. Aku tak pernah bersedia duduk di posisi ini. Menikmatimu hanya lewat senyuman bersamaan perempuanmu, ya sekedar menikmati tanpa suara.Sedangkan perempuanmu, bebas memiliki pria yang selama ini tak bisa kugapai; Kamu.
     Seandainya ada satu pinta yang boleh disetujui semesta, aku ingin bertukar posisi dengannya. Meski sekali saja. Agar aku tahu apa rasanya berbagi bahagia denganmu. Sayangnya, keinginanku terdiri dari dua hal: mimpi yang ketinggian dan juga harapan yang kehabisan kemungkinan. Sebab menghabiskan waktu bersamamu  hanyalah sebatas khayalan. Sebab, sesulit itu khayalan untuk di tiadakan. Sedangkan, sebahagia itu kalian untuk di pisahkan.
     Aku inginnya, menginginkanmu yang juga menginginkanku. Tapi jikalau ini hanya mimpi, biarkanlah ini jadi penidur yang paling ahli.
Lalu, bagaimana mungkin aku kuat jika diharuskan berangan pada ruangan yang selalu berpenghuni setiap harinya?
Bahkan kini mendapatkanmu bukan hanya tak bisa, namun juga tidak boleh. Tidak mungkin aku merusak senyuman yang setiap harinya aku nikmati.
Barangkali bahagia memang harus belajar menerima.

Senin, 14 Oktober 2013

Naskah Drama: Berdirinya Kerajaan Majapahit

Wuhu... we are from group 9 dapet tugas kelompok sejarah membuat cerita tentang apapun itu yang berkaitan dengan 'Kerajaan Majapahit' menggunakan Wayang tradisional maupun modern. Sedangkan kelompok 1-8 mendapat tugas yang berbeda-beda sesuai tema kerajaan masing-masing yang di berikan oleh guru,  seperti membuat Mading, pameran, Makalah, Drama, dll.
Berhubung saya kelompok 9 yang mendapat tugas menampilkan pertunjukan wayang tema Kerajaan Majapahit. Maka kami membuat terlebih dahulu naskahnya sebagai berikut.

Naskah Drama :
Berdirinya Kerajaan Majapahit

Prolog : ***

   Raden Wijaya dan keempat istrinya sedang memantau proses pembukaan lahan oleh para prajuritnya

Istri 1       :  “Maaf Baginda, sebenarnya apa maksud baginda menyuruh para prajurit untuk menebang pohon ini?”
Istri 2       : "Betul baginda, maksudnya apa? Bukankah ini termasuk penebangan liar? Illegal loging gitu deh"
R. Wijaya : “ Yeee….enak aja. Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya pada kalian tentang mimpi aneh yang aku alami. Aku yakin disinilah tempatnya”

    Raden Wijaya dan para istrinya berjalan mendekati 2 prajurit yang sedang bekerja.

Istri 3       : “Ooo….tempat yang kelak akan berdiri sebuah kerajaan besar yang akan menyatukan nusantara?”
R Wijaya   : (sambil mengangguk) Benar
Istri 4        : “Jadi,,,,disinilah tempatnya. Lalu apa nama kerajaannya??”
R WIjaya  : (Diam, sambil memegang dagu) “Emmm…..aku sendiri belum tau, mau dikasih nama apa kerajaan ini”

   Di seberang rombongan Raden Wijaya, nampak terlihat dua orang Prajurit yang kelelahan saamelakukan pembukaan lahan.

Prajurit 1   : “Wah….laper nih, mana nggak ada yang dagang bubur lagi…” (samba menoleh kesana kemari)
Prajurit 2   : “Iya nih sama. Eh…tapi aku punya buah ini nih. Kayanya sih buah pohon yang kita tebang ini. cobain deh “
Prajurit 1   : (Memakan, tapi kemudian memuntahkannya sambil terbatuk – batuk)
Prajurit 2   : Kenapa?? (sambil memegang prajurit 1)Rombongan R Wijaya berhenti di depan para Prajurit
R Wijaya     : Hey kenapa kalian??
Prajurit 2   : (sambil membungkuk) Maaf baginda, tadi kami kelaparan lalu memutuskan untuk memakan buah phon ini. kami kira bisa menahan rasa lapar tapi ternyata rasanya pahit”
R Wijaya       : mana buahnya?? Coba lihat” (mengulurkan tangan mengambil buah yang diserahkan oleh prajurit)
R Wijaya        : (membolak balik sambil merenung) Buah maja rasanya pahit. Maja yang pahit….Majapahit (kemudian melompat kegirangan) Aahaaa…..aku dapat nama untuk kerajaan ini.
Para Istri      : “Apa kanda namanya??”
R Wijaya        : “MAJAPAHIT….ya….Kerajaan Majapahit….ha…ha…ha….. “(Tertawa sambil mengangkat tangan ke atas dan melangkah pergi meninggalkan ruangan)
Istri dan Para Prajurit : “Hidup Majapahit 3x”
(sambil mengikuti raden Wijaya)

Friends, Lovers, or Nothing?

Fase paling menyedihkan dalam hidup adalah ketika kita tidak tahu akan membawa sesuatu, apapun itu, ke mana.

   Ternyata kenyataan bisa saja lebih indah daripada mimpi. Seperti saat aku bisa bersamamu tanpa harus bermimpi. Tapi aku ingin pelan-pelan saja, agar jika sampai harus terjatuh, hatiku tidak akan terlalu sakit. Pikiran kita satu, sudah cukup bahagia hanya dengan sapaan  atau hanya dengan mengetahui kabar satu sama lain di setiap harinya.
    Kamu menawarkan harapan yang begitu banyak padaku, sama seperti yang kehidupan tawarkan padaku. Namun, Aku tak mau begitu terlarut akan perjudian hidup. Aku tak mau maju,  tidak pula ingin mundur. Aku ingin begini saja, tidak membawa keadaan ini kemana pun, Mempertahankan meskipun tau ada yang salah. Karna itu terlalu kejam untuk sebuah hati yang mudah patah. Sekalipun harapan itu begitu manisnya jika dibayangkan, namun akan selalu ada kekecewaan yang hadir secara bersamaan.

   Dan ternyata, yang aku takutkan akhirnya kejadian. Hubungan yang awalnya hadirkan mimpi dan harapan. Hubungan yang perlahan mulai terasa indah. Tapi..Seiring berjalannya waktu. Mulai banyak perubahan. Tak ada lagi saling sapa. Tak ada lagi saling perhatian. Tak ada lagi pengertian .
  Saat ku mulai yakin memutuskan untuk maju justru malah harus dihadapkan dengan kenyataan pahit. Keadaan membawa kita pada jalan kita masing-masing. Dengan aku yang memilih menjauh dan menunggu sampai hatiku benar yakin. Sampai aku bisa menerima bahwa ketika memutuskan untuk bersama hanyalah menunggu waktu untuk berpisah berulang pada akhirnya.

Kamis, 12 September 2013

Beranjak dalam Gelap

  Mentari tetap menampakkan sinarnya lagi dan lagi, walaupun agak redup tapi tetap selalu bersinar
Hening.. kicauan burung tak terdengar lagi yang dulunya selalu dan senantiasa menyapa dipagi hari, mungkin masih terlelap atau mereka sudah bosan mendendangkan syair yang tak jelas pengertiannya namun tetap indah di pendengaran. Sama hal-nya aku yang bosan tuk sapa atau menanyakan hal yang selalu terjadi pada kita, sekilas melihat tatapanmu telah membuatmu bercerita tentang keangkuhanmu.

  Kerap kali...memaki disaat hadir gundahku, menghadirkan pilu bukan kedamaian seperti yang kuingin.
Tanpa sadar cerita kita tlah merajam ngilu ulu hatiku..kau tak peduli setiap kata yang kau urai saat itu dapat membuat nafasku mendengus perih..meratap di dinding hati yang suram.
sekian lama jalinan kita semai,kini terlerai tanpa ada arti kedewasaan.
Jangan kau taruh kembang dihalaman rumahku lagi
Ketika kau sudah tak mampu untuk menjaga dan merawatnya, Karena sebagian dari kembang itu sudah layu dan mati dalam pandanganku.
Bahkan, alunan lagu rindu kini menjadi kelu kesah dan perlahan mengeras.

Aku menangis, masih bisa menangis. trauma yang mendalam yang mampu membuatku berpikir ulang untuk memaknai keadaan ini.

Haruskah aku mengadu pada setiap helaian nafasmu?
dalam sepi aku bertanya, Apakah bisa diseiringkan lagi jalan yang sudah tak searah tujuan?
Begitu jelas alasan untuk dihempas, bahwa dirimu tak selalu mengerti aku.
Biarlah ku bertahan dalam gelap mata asal kau bahagia,dan pintaku tak perlu ku lontarkan bagaimana rasaku yang mulai meredup sinarnya untukmu.
maafkan aku… ijinkan aku pergi membawa kisah ini…dan biarkan terus kurawat rindu bersalut pilu didalam hati ini…sampai nanti…sampai Tuhan mengusaikan waktuku..

Jumat, 06 September 2013

PENDING BAGIKU

    Jaringan buruk. Kita jadi sering gantian mengirim sms "pending". Tapi aku sadar, dibalik semua itu aku begitu paham tentang seberapa penting sms-smsmu untuk di balas tak hanya dengan kata Oh, Iya, Yaudah. Justru belakangan ini aku lebih sering menulis sms panjang-panjang karna itu. Aku senang.
   
    Aku tak marah. Diantara kesibukanmu yang membadai, menyempatkan untuk membalas smsku dengan tak hanya kata Ya, Tidak, atau Oke, itu sudah lebih dari cukup.
Aku memang egois, aku sulit untuk bisa terima dengan semua kesibukannmu itu sehingga Aku angkuh terhadap perhatian, sekali pun terhadapmu kekasihku. Tapi aku senang kau dapat menerima sikap ku itu. Bahkan tak jarang kau berusaha merubah sifat jelekku dengan kata-katamu yang dapat membuat luluh, walau aku tak mudah. Aku sadar aku selalu melakukannya, bahkan lebih tak jarang membiarkan sms-smsmu berlalu begitu saja tanpa balasan. Aku jahat sekali. tapi kau masih tak bosan mengirimiku sms- sms dengan sejuta perhatian untukku, dan kau masih mencintaiku.

    Baru hari-hari ini aku mengirimimu sms lebih dahulu, lebih sering, lebih banyak, lebih selalu membuatmu khilaf meluputkan untuk menjawab pertanyaanku yang mendadak lebih banyak dari biasa. Apalagi mendadak kau jadi lebih sering mengatakan; Saya mencintaimu- i love you- i miss you, dsb. Hm, kenapa baru sekarang aku tahu bahwa kau bisa lebih manis dari yang ku kira. Andai sebelumnya aku sedikit lebih memerhatikan untuk membalas sms-mu dengan baik...

Minggu, 21 Juli 2013

Kita adalah Pasangan Pemilik Ego

Aku mengartikan sebuah kata.
Kata tentang perhatian, namun berselimut kesombongan.
Aku menyaksikan mata penuh cinta.
Cinta yang nyata, namun berselimut keegoisan.
Aku melihat sebuah nama.
Nama yang terlihat jelas, namun tertutup tabir kemunafikan.
Bahkan aku tau bila kita saling mencintai..

Tapi..
rasa saling ingin menang sendiri itu memuncak melebihi segalanya, tiap kali perbedaan menghampiri.
Sering memang keegoisan itu berubah menjadi kemarahan..
Bahkan semua akan berubah menjadi tak semestinya seperti diatas normal yang hanya ingin dan ingin memuaskan diri sendiri
Dan air mata pun tak pernah lagi dianggap masalah.

Karnamu..aku belajar bersabar menahan semua amarahku
Karnamu.. aku mencoba tersenyum ketika hati ini terasa sakit
karenamu..aku belajar menutupi apa yang ku rasa.
Karenamu jua.. aku dipaksa untuk mencoba mengalah.

Mungkin, mengalah itu jalan tersulit yang sederhana.
Tapi tidak pada hubungan ini..
Bagi kita, Mengalah itu kalah..
Begitu rumitkah hubungan ini?
Atau begitu egokah kita?

Pernah ku coba akhiri hubungan ini.

Hubungan yang bukan lagi seperti magnet-magnet yang tak akan pernah bisa disatukan lagi.

Hubungan yang selalu membuat hati bertaruh..

Hubungan yang sulit di mengerti.

Namun saat emosi itu mereda, rasa cinta itu kian bersemi kembali..

Semakin nampak dan terlalu indah untuk dihancurkan..

Sungguh, aku tak pernah bisa mengerti dengan keegoisan ini.
walau begitu dirimu tak pernah menyadari semua itu.