Minggu, 21 Juli 2013

Kita adalah Pasangan Pemilik Ego

Aku mengartikan sebuah kata.
Kata tentang perhatian, namun berselimut kesombongan.
Aku menyaksikan mata penuh cinta.
Cinta yang nyata, namun berselimut keegoisan.
Aku melihat sebuah nama.
Nama yang terlihat jelas, namun tertutup tabir kemunafikan.
Bahkan aku tau bila kita saling mencintai..

Tapi..
rasa saling ingin menang sendiri itu memuncak melebihi segalanya, tiap kali perbedaan menghampiri.
Sering memang keegoisan itu berubah menjadi kemarahan..
Bahkan semua akan berubah menjadi tak semestinya seperti diatas normal yang hanya ingin dan ingin memuaskan diri sendiri
Dan air mata pun tak pernah lagi dianggap masalah.

Karnamu..aku belajar bersabar menahan semua amarahku
Karnamu.. aku mencoba tersenyum ketika hati ini terasa sakit
karenamu..aku belajar menutupi apa yang ku rasa.
Karenamu jua.. aku dipaksa untuk mencoba mengalah.

Mungkin, mengalah itu jalan tersulit yang sederhana.
Tapi tidak pada hubungan ini..
Bagi kita, Mengalah itu kalah..
Begitu rumitkah hubungan ini?
Atau begitu egokah kita?

Pernah ku coba akhiri hubungan ini.

Hubungan yang bukan lagi seperti magnet-magnet yang tak akan pernah bisa disatukan lagi.

Hubungan yang selalu membuat hati bertaruh..

Hubungan yang sulit di mengerti.

Namun saat emosi itu mereda, rasa cinta itu kian bersemi kembali..

Semakin nampak dan terlalu indah untuk dihancurkan..

Sungguh, aku tak pernah bisa mengerti dengan keegoisan ini.
walau begitu dirimu tak pernah menyadari semua itu.

Sabtu, 13 Juli 2013

SETIAP HARI ADALAH HARI UNTUK AYAH

Sosok dia yang terkadang kita lupakan, penuh kasih sayang dan pengorbanan untuk kita. Dia memiliki hati yang lembut tapi selalu terlihat sangat kuat didepan kita. Dia adalah “AYAH”.
       “Setiap hari adalah Hari untuk Ayah.”
   
    Rasanya tak cukup dengan rangkaian kata sederhana untuk melukiskan sosok beliau ini. Ibarat sebuah bumi, kepadanya aku selalu berotasi.
Ayah punya cara sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya pada keluarga. Kita tahu, Ayah dan Ibu memiliki peran dan kebijaksanaannya masing – masing. Namun biasanya sang Ibu lah yang sering menampakkan peran tersebut. Lantas bagaimana dengan Ayah dibalik sikap tegasnya?
Kadang kita menghargai ayah hanya karna rasa takut, kadang kita lebih mudah cerita masalah ke ibu dbandingkan ayah. Sesungguhnya dibalik keras kepala ayah, tersimpan hati yang sangat lembut.
 
    Pada saat kamu meminta sesuatu yang tidak ayah suka, Ibu menatapmu iba. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “tidak! Itu tidak baik untukmu” Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

    Ingatkah kamu, Saat kamu sakit, mungkin Ibu yang selalu memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah juga benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu, dengan nasehat tegas yang di ucapkan olehnya semata-mata agar kita tidak seperti itu lagi karna beliau sangat sayang kepada anak-anaknya.
   
    Ketika kamu sudah beranjak remaja. Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah harta yang sangat - sangat luar biasa berharga.
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan saat itulah ibu datang untuk membujukmu agar tidak marah. Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah juga berusaha menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Ayah sebenarnya sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
 
     Ketika seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Meskipun sesekali Ayah iseng menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu. Sadarkah kamu, kalau saat itu hati Ayah merasa sangat cemburu?
Saat kamu sudah bisa lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah menunggumu pulang dengan perasaan khawatir. Ketika melihat malaikat kecilnya telah pulang larut malam,  Ayah mendadak sinis dan memarahimu dengan nada tinggi. Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
       Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau apapun itu.Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti. Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah.

       Hingga pada akhirnya, saat Ayah melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu dalam hati Ayah saat itu melirih dalam doa kepada Allah, Ayah berkata:
“Ya Allah, Alhamdulillah, tugasku telah selesai dengan baik. Malaikat kecilku yang kucintai telah menjadi wanita yang dewasa. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang semakin memutih, kulit yang mengerut, dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. Ayah telah sukses menyelesaikan tugasnya. Terima kasib atas semua pengabdianmu untukku Ayah, darimu aku belajar banyak hal.

     Oleh karna itu, Selagi ada kesempatan, banggakanlah dia, teruslah buat dia tersenyum. Peluklah ayahmu karna ayah tak mampu mengalahkan egonya. Hargai, hormati, dan cintailah ayahmu melebihi cinta pada diri kita sendiri.