Rabu, 19 Juni 2013

Dawai Pagi Satu Mei


Baca juga di

http://rievanzzzz.wordpress.com/2013/05/01/dawai-pagi-satu-mei/

Cepatlah besar matahariku
Bersinarlah pada selipan pelupuk mataku,
pelupuk mata orang-orang yang lalu lalang
menelanjangi waktu satu persatu
detik per detik

lelehan embun tetaplah menuliskan nasib pagi
yang berbaur-baur menjadi fatamorgana
atau fenomena
seperti halo yang lama
tak ku jumpa

aduh, jerit sakit masih terus melulung
hingga kemarin senja
entah hari ini mungkin tak
atas nama kehidupan yang kalau
Sudah. Aku ketinggalan bus.
Harus bergegas mangkat lewat jalan surga

Fiksi "Tuhan, Aku Bosan Mendengar Sajak-Sajak Kehilangan itu Lagi! "

Bisa baca juga disini

http://rievanzzzz.wordpress.com/2013/02/22/tuhan-aku-bosan-mendengar-sajak-sajak-kehilangan-itu-lagi/


Tuhan, mengapa engkau masih mempertemukan aku
dengan sajak-sajak kehilangan?
Mengapa pula Engkau masih mengujiku
dengan dendang-dendang sajak kehilangan?

Bukankah engkau tahu
hamba sudah kepalang bosan
mengendus sajak-sajak senja
yang hari kemarin
dan lusa
tersangkut di tiang-tiang puisi

Tuhan, mengapa engkau tak izinkan
aku tuk rebut kembali?
Bukankah engkau mengerti?
Sajak-sajak pagi dan senja ini
masih amat aku kagumi?

Embun yang meretas di balik pagi
lalu angin yang menggoyangkan dedaunan
seolah bukan lagi saksi
akan sajak kehilangan

Satu tanya lagi Tuhan
Sampai kapan, hamba engkau uji seperti ini?
Suatu pagi
tersesat di ujung daun yang meliuk embun
Suatu senja
terhuyung-huyung memburu bait-bait yang hilang
yang tertinggal di kikis-kikis ruang

Sudah.
Sudah.
Dan aku memang sudah lelah.

Tuhan, Baiklah
kali ini aku memang terserah
dan padaMu lah aku pasrah

Lalu, pintaku
sampaikan salamku pada bait senja yang hilang
pada bintang yang bergugus remang
pada pagi yang selalu meluruhkan nyiur kembang
salam, segeralah pulang
karena, seseorang
disana telah menunggumu kembali datang.

Izinkan aku memelukmu kembali.
Amien.

Sabtu, 15 Juni 2013

Penaku

Penaku

Penaku..
Mengapa kau tak dapat bergerak?
Ataukah tanganku sudah terlalu kaku?
Ataukah pikiranku terlalu kosong?
Ataukah terlalu banyak yang ingin ku tuliskan
Hingga sulit untuk memilih mana yang ingin ku proritaskan.
Ataukah karna terlalu lama ku lupakan pena ini?
Aku ingin menulis tentang rasa yang ingin ku tulis.
Sebuah rasa tentang kehamaran..
Tentang apapun yang terjadi padaku saat ini..

Secret Admirer

Secret Admirer


I'm your secret admirer
I'm your true lover
I walk everywhere you go
I see everything you saw
The day will come right away
Believe me...
I won't hurt you
All i want is to be remembered by you
When the day come?
Just give me your best smile
Don't let me sad
Please, forgive me for everything i've done
I'm not a loser
I hate for being your secret admirer
i wanna be your rea adorer
That's all.

Rindu Saat Hujan Turun

Baca juga disini
http://sitaaryani.blogspot.com/

Rindu Saat Hujan Turun

      Rindu itu seperti saat kamu mendapati hujan turun dengan deras di luar sana tanpa tahu kapan bermula. Ketika kamu dapati tanah basah oleh air, dan jalan beraspal yang menghitam, mungkin juga bertambah licin. Lalu tiba-tiba kamu sadar, bukan hujan yang ingin kamu nikmati, tapi aroma tanah sesaat setelah hujan turun. Bau debu kering yang dibelai perlahan oleh rintik hujan.

    Lalu bisa apa kamu? Jika tanah sudah terlanjur basah dan hujan tidak lagi berupa rintikan. Kamu pejamkan mata. Kemudian mulai membayangkan menghirup aroma tanah saat hujan turun. Tapi kamu tahu, yang kamu hirup sekarang bukanlah aroma tanah, tetapi aroma hujan.
Hujan memang tak mampu membantu mendekap apa yang kamu inginkan. Bahkan jika kamu pejamkan mata sekalipun, terbang dengan khayalan. Tapi bukankah masih ada suara rintiknya yang mengingatkan kamu pada satu rindu? Saat kamu sedang menghirup aroma tanah setelah hujan sembari menikmati suara rintikannya yang merdu.
Lalu bisa apa aku jika rindu datang saat hujan  sudah terlanjur turun?
Mungkin duduk tenang di pinggir jendela menikmati rintik hujan, memandang daun yang melambai-lambai karena tertimpa butiran air, segelas coklat hangat dan bayangan tentang kamu… Iya… aku rindu padamu. Semoga kamu juga…

Desah Jadi Rupiah

Bisa juga dibaca di sini :
http://jejakubikel.com/2011/01/29/desah-jadi-rupiah/

 
                                    Desah Jadi Rupiah

Jika mata adalah jendela jiwa
Jiwa seperti apakah yang dimiliki mata-mata liar pemuja raga
Yang tingkah lakunya hanya tentang persatuan dua alat
Habiskan malam dalam lingkaran syahwat

Ketika puncak kenikmatan bisa dibeli di pinggir jalan
Hanya selangkangan yang memberi kekuatan
Perempuan-perempuan hidup pasrah tanpa sanggah
Ketika desah selalu bisa jadi rupiah

Dongeng sebelum tidur adalah masa lalu
Pangeran berkuda putih tak akan pernah menjemput
Hidup perempuan itu hanyalah benang kusut
Semrawut tanpa sadar bahagia itu semu

Kompromi

    Aku merasa sepi, sangat sepi dan ini adalah siksa yang teramat pedih.
Aku yang biasa dikelilingi orang-orang tiba-tiba harus sedirian dengan cara seperti ini.
  
    Satu hal, Aku dipaksa belajar bahwa aku tidak hidup sendirian di bumi ini. Aku dipaksa belajar memahami apa itu KOMPROMI. Aku tidak bisa seenaknya memaksakan kehendakku pada orang lain. Aku tidak bisa seenaknya mengekspresikan perasaanku tanpa memikirkan perasaan orang lain. Bahwa kebebasanku dibatasi oleh kebebasan orang lain.
    Itulah mengapa ada yang namanya Kompromi, bahwa ada cara-cara yang bisa ditempuh tanpa harus melukai perasaan banyak orang. Walau aku merasa semua ini konyol. tetap saja ini adalah realitas yang harus aku hadapi. Mau tidak mau, ke coba mengingat kembali pepatah yang mengatakan "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung".