Rabu, 30 Oktober 2013

POTRET

     Di sebuah ruangan kosong, kini kamu tak lagi sendiri. Ada gembira yang begitu tampak. Dan aku, sepasang mata menatap dua sungging senyuman tanpa beban. Barangkali begitu bahagianya ketika telah menemukan pelabuhan. Barangkali begini rasanya ketika menemukan ruangan kosong yang telah berpenghuni. Aku menyaksikan penghuni itu berbicara tentang raut bahagia dan rekaman peristiwa yang mungkin sulit terlupa. Sedangkan disini aku meratap penuh arti, mengakari rasa yang sulit ku akhiri, sambil menimang-nimang angan bahwa masih tersedia sebuah kemungkinan.
     Melihat senyummu, berulang-ulang kekagumanku datang. Berulang-ulang pandanganku tak pernah mau pulang. Berhenti disitu saja. Mengintaimu, mengingatmu, mengikat pandangku dan berulang-ulang mencintaimu. Pada pandangan yang sama, berulang-ulang aku patah hati. Berulang-ulang aku cemburu melihat kebersamaan kalian. Berulang-ulang rasa sakit itu tersembul.
     Ini pilihan sulit. Aku tak pernah bersedia duduk di posisi ini. Menikmatimu hanya lewat senyuman bersamaan perempuanmu, ya sekedar menikmati tanpa suara.Sedangkan perempuanmu, bebas memiliki pria yang selama ini tak bisa kugapai; Kamu.
     Seandainya ada satu pinta yang boleh disetujui semesta, aku ingin bertukar posisi dengannya. Meski sekali saja. Agar aku tahu apa rasanya berbagi bahagia denganmu. Sayangnya, keinginanku terdiri dari dua hal: mimpi yang ketinggian dan juga harapan yang kehabisan kemungkinan. Sebab menghabiskan waktu bersamamu  hanyalah sebatas khayalan. Sebab, sesulit itu khayalan untuk di tiadakan. Sedangkan, sebahagia itu kalian untuk di pisahkan.
     Aku inginnya, menginginkanmu yang juga menginginkanku. Tapi jikalau ini hanya mimpi, biarkanlah ini jadi penidur yang paling ahli.
Lalu, bagaimana mungkin aku kuat jika diharuskan berangan pada ruangan yang selalu berpenghuni setiap harinya?
Bahkan kini mendapatkanmu bukan hanya tak bisa, namun juga tidak boleh. Tidak mungkin aku merusak senyuman yang setiap harinya aku nikmati.
Barangkali bahagia memang harus belajar menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar