Kamis, 12 September 2013

Beranjak dalam Gelap

  Mentari tetap menampakkan sinarnya lagi dan lagi, walaupun agak redup tapi tetap selalu bersinar
Hening.. kicauan burung tak terdengar lagi yang dulunya selalu dan senantiasa menyapa dipagi hari, mungkin masih terlelap atau mereka sudah bosan mendendangkan syair yang tak jelas pengertiannya namun tetap indah di pendengaran. Sama hal-nya aku yang bosan tuk sapa atau menanyakan hal yang selalu terjadi pada kita, sekilas melihat tatapanmu telah membuatmu bercerita tentang keangkuhanmu.

  Kerap kali...memaki disaat hadir gundahku, menghadirkan pilu bukan kedamaian seperti yang kuingin.
Tanpa sadar cerita kita tlah merajam ngilu ulu hatiku..kau tak peduli setiap kata yang kau urai saat itu dapat membuat nafasku mendengus perih..meratap di dinding hati yang suram.
sekian lama jalinan kita semai,kini terlerai tanpa ada arti kedewasaan.
Jangan kau taruh kembang dihalaman rumahku lagi
Ketika kau sudah tak mampu untuk menjaga dan merawatnya, Karena sebagian dari kembang itu sudah layu dan mati dalam pandanganku.
Bahkan, alunan lagu rindu kini menjadi kelu kesah dan perlahan mengeras.

Aku menangis, masih bisa menangis. trauma yang mendalam yang mampu membuatku berpikir ulang untuk memaknai keadaan ini.

Haruskah aku mengadu pada setiap helaian nafasmu?
dalam sepi aku bertanya, Apakah bisa diseiringkan lagi jalan yang sudah tak searah tujuan?
Begitu jelas alasan untuk dihempas, bahwa dirimu tak selalu mengerti aku.
Biarlah ku bertahan dalam gelap mata asal kau bahagia,dan pintaku tak perlu ku lontarkan bagaimana rasaku yang mulai meredup sinarnya untukmu.
maafkan aku… ijinkan aku pergi membawa kisah ini…dan biarkan terus kurawat rindu bersalut pilu didalam hati ini…sampai nanti…sampai Tuhan mengusaikan waktuku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar